“Ra…!” mulut Tara hampir meledak. Untung Kanita langsung membawa Tara ke tempat yang aman, yaitu gudang sekolah.
“Iya, Tara, ada Raka… santai, dong, ngomongnya… lebay, ah kamu!” omel Kanita sambil tersenyum manis.
“Oh… kamu suka Raka, ya?” tanya Tara sambil tersenyum. Ia tidak menyangka, sahabatnya itu menyukai seseorang yang lama dia juga sukai.
“Hehehe… eh, Ra, kayaknya aku sudah dijemput. Aku enggak sabar besok, sekelompok sama Raka. Dadah…”
Kanita meninggalkan Tara yang kecewa. Di balik senyumnya setitik air mata membasahi pipinya.
“Tara… kamu kenapa?”
Tiba-tiba seseorang mendekati Tara. Dia adalah…
“Aku enggak apa-apa, kok, Ka!” Tara menghapus air matanya. Kini di sampingnya adalah Raka yang sepertinya perhatian kepadanya.
Raka tersenyum, lalu merangkul Tara.
“Tara, ada yang ingin aku bicarakan,” ucap Raka lembut. “Ra, aku suka kamu…” Tara terhenyak mendengarnya.
“Raka, aku juga suka kamu.” Mendadak mulut Tara berkata begitu.
Lagi-lagi, Raka tersenyum. Senyum manisnya membuat Tara tak bisa berkata apa-apa.
“Kamu jangan nangis lagi, ya, Ra! Aku enggak tega ngelihat kamu kayak gini.” Kata Raka begitu tulus.
Tara tersenyum. Dia tahu Raka orang yang begitu setia dan tulus. Tapi Tara masih berpikir, jika dia jadian dengan Raka, apa yang terjadi dengan Kanita besok?
Keesokannya di kelas Tara…
“Hai, Tara, dengarnya kamu udah jadian sama Raka, ya?” tanya Kanita sesampainya Tara di kelas. Wajahnya tampak biasa, tidak ada tanda hard feelings. “Kemarin aku gituin kamu, tahu… ingat, kan, waktu di gudang?”
“Hmm… iya,”
“Hehehe… aku tahu, Tara, kamu suka sama dia. Tapi, aku kecewa sama kamu, kenapa kamu enggak kasih tahu aku, aku kan, sahabat kamu.”
“Iya. Aku tahu. Tapi kadang, rahasia itu enggak perlu diberitahu ke semua orang. Rahasia itu bisa disimpan sendiri, tapi jika sudah waktunya, kita akan memberitahu orang itu sendiri.” Tara tersenyum sambil meninggalkan Kanita.
Cerpen Karangan: Thestorywriter
“Iya, Tara, ada Raka… santai, dong, ngomongnya… lebay, ah kamu!” omel Kanita sambil tersenyum manis.
“Oh… kamu suka Raka, ya?” tanya Tara sambil tersenyum. Ia tidak menyangka, sahabatnya itu menyukai seseorang yang lama dia juga sukai.
“Hehehe… eh, Ra, kayaknya aku sudah dijemput. Aku enggak sabar besok, sekelompok sama Raka. Dadah…”
Kanita meninggalkan Tara yang kecewa. Di balik senyumnya setitik air mata membasahi pipinya.
“Tara… kamu kenapa?”
Tiba-tiba seseorang mendekati Tara. Dia adalah…
“Aku enggak apa-apa, kok, Ka!” Tara menghapus air matanya. Kini di sampingnya adalah Raka yang sepertinya perhatian kepadanya.
Raka tersenyum, lalu merangkul Tara.
“Tara, ada yang ingin aku bicarakan,” ucap Raka lembut. “Ra, aku suka kamu…” Tara terhenyak mendengarnya.
“Raka, aku juga suka kamu.” Mendadak mulut Tara berkata begitu.
Lagi-lagi, Raka tersenyum. Senyum manisnya membuat Tara tak bisa berkata apa-apa.
“Kamu jangan nangis lagi, ya, Ra! Aku enggak tega ngelihat kamu kayak gini.” Kata Raka begitu tulus.
Tara tersenyum. Dia tahu Raka orang yang begitu setia dan tulus. Tapi Tara masih berpikir, jika dia jadian dengan Raka, apa yang terjadi dengan Kanita besok?
Keesokannya di kelas Tara…
“Hai, Tara, dengarnya kamu udah jadian sama Raka, ya?” tanya Kanita sesampainya Tara di kelas. Wajahnya tampak biasa, tidak ada tanda hard feelings. “Kemarin aku gituin kamu, tahu… ingat, kan, waktu di gudang?”
“Hmm… iya,”
“Hehehe… aku tahu, Tara, kamu suka sama dia. Tapi, aku kecewa sama kamu, kenapa kamu enggak kasih tahu aku, aku kan, sahabat kamu.”
“Iya. Aku tahu. Tapi kadang, rahasia itu enggak perlu diberitahu ke semua orang. Rahasia itu bisa disimpan sendiri, tapi jika sudah waktunya, kita akan memberitahu orang itu sendiri.” Tara tersenyum sambil meninggalkan Kanita.
Cerpen Karangan: Thestorywriter
0 komentar:
Posting Komentar